Review dan Sinopsis Film Silenced (2011), Spoiler Alert

Halo blog! baru aja gue selesai nonton salah satu film korea yang berjudul Silenced. Durasi film ini cuma sekitar 2 jam atau 120 menit, sedangkan gue baru berhasil menyelesaikannya sekitar 5 jam. Wah kok lama banget? iya soalnya gue butuh rehat dari perasaan geregetan dan emosi gue akan tokoh antagonis yang ada di film ini, jadi gue 20 menit nonton terus 20 menit istirahat untuk melakukan hal yang bikin gemes gue ilang -__-





Film ini ditayangkan pada tahun 2011, diangkat dari sebuah novel berjudul The Crucible karya Gong Ji-young, berdasarkan salah satu kejadian nyata yang terjadi di negeri sana pada tahun 2005. Gue menulis sinopsis film ini lagi-lagi dengan tujuan agar orang-orang kepo seperti gue diluar sana yang ngga sanggup nonton film ini, bisa baca dulu ceritanya disini jadi dia ga kaget-kaget amat. Film ini katanya sangat berpengaruh sampai bisa membuat sebuah kasus (yang mengilhami novel ini) akhirnya dibuka kembali, dikaji kembali, dan para pelaku pada akhirnya bisa mendapatkan hukuman yang setimpal (sedikit lega setelah browsing tentang ini).

Film ini dari awal sampe akhir punya atmosfer gelap, kaya lagi nonton film horror yang sewaktu-waktu bakal tiba-tiba ada jumpscare yang nongol, tapi yang nongol bukan setan melainkan manusia yang tingkahnya udah kaya setan.

Sepanjang film perasaan gue campur aduk antara malu, kasihan, sedih, bingung gimana cara nyelesain ini kasus, dan ngerasa ternyata dunia bisa seenggak adil itu sama beberapa pihak. Kenapa gue berpikir kaya gitu? Karena di film ini bener-bener ngegambarin kenyataan yang kebanyakan suka kita jumpai di lapangan ketika kita lagi butuh bantuan, semua lembaga yang bertanggung jawab saling oper-operan dan gaada yg mau repot ngurusin hal ini itu, semuanya memilih untuk pura-pura ngga tau selama ga mengusik kepentingan pribadi. Selama gue nonton juga kepikiran, ternyata kalau tindakan korup udah jalan, semua hal udah ga bakal ada lagi yang adil, bahwa keadilan hanya berpihak pada mereka yang memiliki uang banyak, bahwa manusia ternyata bisa seegois itu kalau udah menyangkut kepentingan dan ketamakan pribadinya.

Mulai dari sini mengandung spoiler ya!

Film dimulai dengan seorang guru kesenian fresh graduate Kang In Ho yang lagi melakukan perjalanan ke sebuah daerah yang masih lumayan terpencil karena dia ditugaskan untuk mengajar di sebuah Sekolah Luar Biasa berasrama untuk anak tunarungu di daerah Mujin.

Di awal film kita diperlihatkan gimana perjalanan si Pak guru Kang yang tiba-tiba ngerem karena nabrak seekor binatang sampe kaca mobilnya retak, sedangkan ada scene juga yang kasih liat ada anak kecil yang jalan ke tengah rel kereta terus ketabrak dan meninggal. Oh iya, pak Kang ini punya 1 anak perempuan yang dititipin ke Ibunya, karena isterinya udah meninggal.



Kang In Ho akhirnya pergi ke sebuah bengkel dan di bengkel dia ga sengaja ketemu sama Seo Yu-Jin yang merupakan seorang aktivis HAM. Yu-Jin nabrak mobil pak Kang dari belakang yang bikin mobilnya jadi gabisa dipake lagi, akhirnya dia tanggung jawab untuk nganter pak Kang untuk sampai ke sekolah.



Sampe sekolah, Pak guru Kang langsung ke ruangan kepala sekolah, sampe ruangan kepala sekolah dia disambut baik karena pak Kang kan rekomendasi salah satu profesor kenalan si kepala sekolah. Si kepala sekolah lalu manggil kepala admin sekolah tersebut yang ternyata adalah kembarannya. Keluar dari ruangan kepala sekolah, pak Kang tiba-tiba dimintain dana sumbangan pengembangan sama si kepala admin dengan jumlah 50juta won kalau emang bener-bener pengen kerja disitu, dan karena hal ini ibunya sampe jual rumah yang mereka tinggali.



Hari pertama ngajar, pak Kang nyuruh muridnya untuk ngegambar 3 buah apel persis seperti yang sudah dia susun di depan kelas. Perhatian pak Kang tertuju sama 3 orang murid, yang pertama karena hasil gambarnya bagus, bernama Kim Yeon Doo. Murid kedua yang narik perhatiannya adalah temen sebangkunya Kim Yeon Doo yaitu Jin Yoo-ri yang selalu keliatan lagi makan. Murid ketiga yang menarik perhatiannya murid laki-laki yang masuk kelas kesiangan namanya Jeon Min-Soo. Ketika si Min-Soo ini dimarahin karena kesiangan, pak Kang kaget pas liat mukanya karena muka anak ini babak belur banyak lebam-lebamnya. Akhirnya dia menyadari ada suatu yang janggal, kenapa ada hal yang kerasa aneh dari anak-anak yang sekolah disini? terkesan mereka sangat murung dan sama sekali ngga welcome walau diajak bicara. Pak Kang akhirnya nanya sama pak Bo-Hyeong yang udah lama jadi guru di sekolah itu, dan mendapati bahwa Min-Soo katanya sekarang lagi fase depresi karena adiknya baru aja meninggal ketabrak kereta (yang ada di scene awal film). Pak Bo-Hyeong juga bilang kalau anak-anak dengan latar belakang kekurangan ini ga sama kaya anak-anak biasanya, seramah apapun dia memperlakukan mereka, mereka tetep ga akan terbuka sama kita.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru, pak Kang pulang lumayan larut hari itu, ketika mau turun tangga tiba-tiba dia ngedenger suara tangis dari dalam toilet perempuan tapi suaranya hilang ketika pintunya diketuk. Kemudian muncul penjaga sekolah yang negur pak Kang karena mau masuk ke toilet perempuan, akhirnya pak Kang pulang karena gerbang katanya sudah mau dikunci.

Besoknya, pak Kang ngeliat Min-Soo lagi dipukulin abis-abisan sama pak Bo-hyeong di dalam ruang guru, tapi guru-guru semuanya bertingkah seakan ga ada apa-apa. Setelah dilerai, pak Bo-Hyeong ngejelasin dia mukul Min-Soo karena berusaha keluar asrama waktu malam hari dan ngajak 2 orang anak perempuan.

Pulangnya, pak Kang ga sengaja ngeliat Yoo-Ri yang lagi duduk di jendela kamarnya. Pak Kang buru-buru lari ke kamarnya Yoo-Ri dan nurunin dia dari jendela. Yoo-ri kaget sambil meluk bonekanya, tapi ketika pak Kang mau pergi, Yoo-Ri narik tangan pak Kang menuju suatu ruangan di lantai bawah lalu kembali ke kamarnya. Pak Kang memutuskan untuk membuka pintu ruangan tersebut, ternyata di dalamnya ada Yeon Doo yang kepalanya lagi dicemplung-cemplungin sama si penanggung jawab asrama yang ternyata adalah adik angkat kepala sekolah. Yeon Doo keadaannya ga bagus, akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat dan dirawat beberapa hari. Kepala sekolah manggil pak Kang untuk minta pak Kang maafin penanggung jawab asrama.



Di perjalanan pulang, Yu-Jin menelepon pak Kang untuk ngajak ketemuan di luar rumah sakit karena hal ini kurang pantes kalau diomongin di rumah sakit. Mereka janjian di sebuah kafe yg ga begitu jauh dari rumah sakit. Dengan suara yang terbata-bata dan mimik yang hampir nangis, Yu-Jin menjelaskan kalau Yeon-Doo semalam cerita sama dia kalau dia adalah korban dari pelecehan seksual kepala sekolah. Dia pertama kali dilecehin sama kepala sekolah di toilet perempuan, jadi suara tangisan anak kecil yang kedengeran sama pak Kang adalah suara Yeon-Doo, pak Kang langsung ngerasa nyesel dan kebayang-bayang kenapa waktu itu dia ngga ngedobrak pintunya. Dan alasan kenapa si penanggung jawab asrama itu nyemplung-nyemplungin kepala si Yeon-Doo adalah karena si penanggung jawab asrama itu adalah pacarnya kepala sekolah, jadi dia tuh cemburu (iya, jadi kepala sekolah pacaran sama adik angkatnya sendiri)

Pak Kang langsung berpikiran untuk lapor polisi, tapi ternyata kasus itu udah sampe ke polisi tapi malah dikembalikan ke sekolahnya, dan sebagai hukuman buat anak-anak itu karena kasus udah sampe keluar sekolah adalah dipukulin abis-abisan. Jadi, intinya disini polisi juga ga berpihak sama anak-anak ini.

Akhirnya pak Kang sama Yu-Jin inisiatif untuk bikin video bukti, yang mana anak-anak ini ngomong di video menceritakan semuanya dari sisi mereka. Ketika Yeon-Doo cerita, di belakangnya Yoo-Ri kaget karena ternyata Yoo-Ri juga mengalami pelecehan yang sama, dengan kepala sekolah juga. Bedanya, Yoo-Ri dilecehkan di ruang kepala sekolah yang mana ada CCTVnya. 



Keesokan harinya, Yu-Jin berkeliling ke lembaga-lembaga pemerintah yang sekiranya bisa membantu dia, tapi hasilnya nihil. Semua lembaga dimulai dari dinas pendidikan, kantor balaikota, kantor polisi, semuanya saling oper-operan dengan alasan "bukan tanggung jawab kami". Lalu datang telepon dari pihak TV swasta yang bilang mau meliput kesaksian anak-anak itu semua dan nayangin secara nasional.

Karena lagi dilindungi sama pak Kang, Yeon-Doo sama Yoo-Ri menghilang dari sekolah. Karena mereka hilang, pak Bo-Hyeong introgasi si Min-Soo untuk nyari keberadaan anak berdua itu ada dimana karena Min-Soo adalah teman bermain mereka berdua. Introgasinya pun ngga halus, Min-Soo dipukulin habis-habisan di dalam ruang kepala sekolah (disaksikan sama kepala sekolah dan kepala admin), tanpa mereka sadari di luar pintu ada pak Kang yang lagi mau masuk ke ruangan kepala sekolah.


Jadi, kesamaan dari 3 anak ini adalah mereka sama sekali tidak punya perlindungan dari orangtua, entah mereka yatim piatu atau orangtua mereka adalah kelainan mental. Maka dari itu, pak kepala sekolah dkk bisa dengan leluasa ngelakuin kejahatan tersebut tanpa khawatir akan ada perlawanan.

Pak Byeong-Ho mau lanjut pukulin Min-Soo pake stick golf diluar ruangan, dia lalu nyeret Min-Soo keluar dan kaget pas buka pintu ada pak Kang, tapi dia ngeloyor lewat aja gitu sambil nabrak bahunya pak Kang. Ngeliat Min-Soo yang babak belur, pak Kang ngejar pak Byeong-Ho dan mukul kepalanya sampe berdarah. Lalu Min-Soo dibawa pergi.

Min-Soo diminta untuk memberikan kesaksian juga sambil direkam. Sebelum direkam, Min-Soo bertanya "apakah mereka akan dihukum?" pak Kang jawab "ya aku janji". Akhirnya Min-Soo cerita kalau dia dan adiknya adalah korban pelecehan dari pak Byeong-Ho. Sepulang sekolah dia dan adiknya suka diundang ke rumah pak Byeong-Ho dan ngga bisa menolak sama sekali karena kalau menolak akan dihajar habis-habisan seharian. Pagi hari setelah semalaman mereka dilecehkan, adik Min-Soo menghilang ngga tau kemana, sampe akhirnya muncul kabar kalau dia meninggal ketabrak kereta.



Respon dari siaran itu lumayan bikin gaduh kantor kejaksaan, akhirnya kepala sekolah, kepala admin dan pak Byeong-Ho ditangkep polisi dan jadi tersangka. Gue yang ngira kalo kepolisian akhirnya berpihak sama anak-anak ini ternyata salah total, ternyata polisi tetep berpihak sama kepala sekolah itu dan penangkapan hanya formalitas.

Sidang pertama dihadiri sebagian sama yang pro kepala sekolah, sebagiannya lagi yang pro sama anak-anak itu yang rata-rata adalah penyandang tuna rungu. Sidang berjalan berhari-hari dengan keadaan yang lumayan berat sebelah, semua orang berpihak sama si kepala sekolah mengingat dia adalah tokoh terpandang di daerahnya, gaada catatan kriminal, dan baru aja dapat penghargaan dari gubernur. Sidang berjalan berkali-kali, pak Kang dipecat dari pekerjaannya jadi tidak ada penghasilan sama sekali. 

Semua saksi dimulai dari penjaga sekolah sampai ke dokter spesialis kandungan semuanya memihak ke  sisi kepala sekolah. Di sela-sela hari persidangan, pak Kang mengajak anak-anak tersebut untuk main di pantai. Yeon-Doo bilang dulu dia pernah ke pantai dengan orangtuanya saat dia masih belum tuli, dulu dia mendengar debur ombak tapi sekarang tidak lagi. Mencoba menghibur Yeon-Doo, pak Kang menjawab:

"hal terbaik dan terindah di dunia tidak dapat dilihat dan disentuh, hanya bisa dirasakan dengan hati"

Di sela-sela hari persidangan yang lain, professor yang merekomendasikan pak Kang tiba-tiba menghubungi dan ajak makan malam bersama. Ternyata di dalam ruangan professor tersebut ada pengacara dari kepala sekolah, pak Kang ditekan untuk merelakan aja kasus itu dan akan diberi sejumlah uang yang jumlahnya ngga sedikit. Tapi pak Kang menolak, dan pergi.

Sidang terancam dihentikan karena masing-masing wali dari Yoo-Ri dan Min-Soo menerima tawaran damai dari pihak lawan. Pihak lawan ngasih nominal uang yang ngga sedikit, sehingga pihak keluarga mereka yang emang bener-bener berasal dari orang yang tidak mampu akhirnya memaafkan begitu aja. Min-Soo yang tadinya dijadwalkan untuk bersaksi di sidang berikutnya, dinyatakan ngga jadi bersaksi karena pihak wali (neneknya) setuju damai karena sejumlah uang. Satu-satunya harapan hanya dari kasus Yeon-Doo.

Pada hari terakhir sidang, pak Kang menemukan bukti CCTV yang isinya adalah pelecehan Yoo-Ri. Pak Kang dan Yu-Jin menyerahkan bukti itu ke pengacara mereka untuk kemudian diserahkan ke pihak jaksa. Hari terakhir sidang datang, dan kepala sekolah dkk hanya dihukum paling lama 2 tahun penjara dan 1 tahun masa percobaan, ternyata pihak pengacara mereka dan hakim juga tidak mendukung anak-anak itu.

Min-Soo yang sangat terguncang akhirnya pergi dari rumah Yu-Jin dan mencari pak Byeong-Ho untuk balas dendam, akhirnya mereka berdua tewas tertabrak kereta api bersamaan. 

Di Akhir cerita, Yu-Jin dan yang lain masih berusaha untuk naik banding kasus tersebut tapi masih terus menerus ditolak. Yoo-Ri dan Yeon-Doo bilang, setelah kasus ini menyebar kemana-mana mereka sadar kalau mereka tidak berbeda dengan orang-orang lainnya, bahwa mereka masih berharga. -End

"Alasan kita berjuang begitu keras bukan untuk mengubah dunia, melainkan untuk tidak membiarkan dunia mengubah kita..."-







Comments

  1. Endingnya itu loh, gak memuaskan bgt, bkin mood w mellow seharian..
    Berasa bgt klo terkadang hidup itu gak adil,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Endingnya hampir sama kya film memories of murdered, bikin kesel dan nanggung, tapi seengganya dari ke 2 film itu kita dapet berita klo si pelaku akhirnya benar2 dihukum walau kita ga bsa liat dari film, bisa tidur pulas lah

      Delete
    2. Mungkin karna di angkat dari kisah nyata makanya alurnya seperti real live. Selagi ada jabatan dan uang hukum bisa dipermainkan oleh mereka yg tidak bertanggung jawab.

      Delete
  2. Ini film beneran nunjukin sisi buruk society sih, dan juga betapa nggak adiknya hidup terkadang orang yang punya uang lebih berkuasa

    ReplyDelete

Post a Comment